Mohon maaf, kelanjoetan posting daripada ini BLOG dilanjoetken ke:

http://pattiro.net/blog/

digaboengken dengan daripada kita poenya Perpustakaan Pattiro

Silahkan berkoenjoeng!
untuk registrasi kontributor silahkan hoeboengi andymse@gmail.com
Terimakasih...

UU Keterbukaan Informasi Publik

Teman-teman semua, ini naskah final UU KIP (meski belum ada nomornya dari Presiden) berikut penjelasan.
Kiriman dari teman-teman koalisi KMIP. Semoga bermanfaat!...

Untuk UU KIP klik di sini, sedangkan penjelasannya klik di sini.

Salam

selanjutnya...

Merayakan setelah ON AIR di radio 68H

Pagi tadi Yulius, on air di radio 68H dengan tema : Raperda Transparansi. Alur dialog mulus dan hangat di tanggapi banyak penelpon dan sms.

dan...

Dibawah ini adalah kebahagiaan Yulius membagi oleh-oleh setelah on air. Masing-masing pria mendapatkanbaju koko baru, dan bagi perempuan yang sudah menikah. Jadi Aku dan Endang dapat ketawanya ajalah.....
Kok oleh-oleh dari radio baju koko?
Tanya Yulius, KENAPA?


Fitria : muat ga ya buat papa Brian(Ucih)?



Fitria lagi : Gedhe..... asyik..... Muat!
Ucih sekarang udah gendut :)



"Papa Brian... Cepat pulang. Ini baju koko buatmu," kata Fitria dengan Cinta
Kayak anak PANTI... di bulan Ramadhan hehehe....



Senangnya.... Berbagi kebahagiaan...



ini namanya Asep Sunarya.
Mantan Bendahara PATTIRO yang sekarang jadi Assistan Program Manager.
---dari kemaren minta fotonya di publish! akhirnya hutang lunas hehheeee..---

selanjutnya...

Aku panggil dia RUMAH



Rumah apakah sama dengan Home atau House ?
Bagi aku, rumah adalah Home sebagai tempat kembali.
Dan House adalah bangunan dari Home itu sendiri.

Nah... kali ini aku berbagi wajah rumah PATTIRO yang kini ada Sepasang. Maaf, hanya bagian luarnya... kalo mau lihat bagian dalamnya, silahkan datang...

Rumah Satu : Jl. Tebet Utara I F No. 6, Jakarta Selatan 12820
Rumah Dua : Jl. Tebet Utara I F No. 3, Jakarta Selatan 12820

selanjutnya...

Peninggalan Budaya Dunia

Puing-puing Kota Bawah Laut : Peninggalan Budaya Dunia

Berikut ini adalah penemuan puing-puing kota tua, yang kini telah berada didasar laut. (klik pada gambar untuk memperbesar)


Alexandria, Egypt: Lepas pantai Alexandria, kota dari Alexander the Great, terbentang apa yg dipercayai sebagai puing2 kamar/ruangan kebesaran Cleopatra.Dipercayai bahwa gempa besar sekitar 1500thn yg lalu yg menyebabkan tempat ini tenggelam di dalam laut bersama2 peninggalan2 bersejarah, patung2 dan bagian2 lain dari istana Cleopatra.

________________________________________

Bay of Cambay, India: Beberapa thn yg lalu ditemukan sebuah kota berumur lebih dari 9500 thn.Lebih penting lagi penemuan ini lebih tua 5000thn dari apa yg pernah ditemukan didaerah ini, memaksa para ahli sejarah untuk mengevaluasi kembali pengertian mereka ttg sejarah kebudayaan di daerah itu. Penemuan ini dinamakan Dwarka atau Kota Emas, yg dinamakan menurut kota tua dalam laut yg dimiliki dewa Khrisna.

________________________________________


Havana, Cuba: Sebuah tim ilmuwan melanjutkan penelitian ttg puing2 megalitic di selat Yucatan dekat Cuba.Mereka menemukan bukti bahwa ada sebuah pemukiman urban sepanjang beberapa mil sepanjang pantai.Beberapa percaya bahwa yg dahulu tinggal ditempat tsb adalah kebudayaan America tua.
________________________________________


Atlantis, Antarctica? Lebih dari 100thn yg lalu seorang kurator museum di Istanbul menemukan sebuat peta tua.Setelah menelitinya dia menemukan lokasi yg ditandai dgn deretan gunung yg lokasinya adalah dimana Antartica skrg berada.Peta ini adalah salah satu dari sekian bukti yg menyatakan bahwa Antartica adalah kota Atlantis yg hilang.Bukti terbaru adalah penemuan menggunakan teknologi sonar yg menunjukkan bahwa ada struktur lagi dibawah Antartica.[*]


diambil dari berbagai sumber


selanjutnya...

Beginilah kalo PATTIRO (Jkt) Meeting!!

Ibu Direktur memberi pembukaan...
yang di sebelahnya... perkenalkan NUR (admin baru)


Siapa yang tak kenal mereka...


Mikir atau ngantuk?...


Gini kalo mikir...
Proposal proposal proposal...


Senyum... Semangat !!


4 orang ibu-ibu cerdas!


Meeting yang seru bulan ini


Mendengarkan dengan teliti!


Puyeng ya iya... Semangat ya iya juga!


Ini dia daftar kehadiran meeting, plus.... penyegar suasana!



Semoga semua yang melihat foto ini, ikut bersemangat untuk kemajuan PATTIRO.
Terimakasih !

selanjutnya...

Episode Babat Alas Pendidikan Indonesia

oleh Rokhmad Munawir (PATTIRO Magelang)

Manusia dan pendidikan adalah ibarat dua sisi mata uang yang sukar dipisahkan. Manusia sangat membutuhkan yang namanya pendidikan guna menjalani kehidupannya. Oleh sebab itulah pendidikan adalah hak setiap manusia yang harus ia dapatkan. Bahkan negara kita, telah menjaminnya dalam konstitusi tertinggi negara yaitu dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 31, yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa setiap manusia yang hidup dan tinggal di Indonesia dimana pun ia tinggal, apa pun status sosialnya, apakah ia miskin atau kaya, apa pun suku dan bahasa serta agamanya adalah dijamin oleh konstitusi haknya atas pendidikan.

Indonesia sudah beberapa kali bongkar-pasang kurikulum. Namun sayangnya bongkar-pasang kurikulum kita selalu episode babat alas bagi sistem pendidikan kita. Pembangunan pendidikan kita seolah kurang bahkan tidak berjalan secara berkesinambungan. Selalu berhenti pada satu babak dan dimulai kembali episode baru, yang sama sekali berbeda. Mulai kurikulum 1984, 1989, 1994 dan terakhir adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) bergantilah dengan KTSP. Selalu ada ciri dan spesifikasi khusus. Semuanya dilakukan atas dasar guna peningkatan mutu pendidikan.



Sebenarnya permasalahan mutu pendidikan terkait dua hal penting yaitu penerapan kurikulum yang tepat dan terkait dengan peran guru. Kurikulum kita selama ini belum memberikan ruang kreasi siswa (didaktis pedagogis) sehingga kreasi siswa dapat lebih bermakna. Siswa banyak tahu informasi, tetapi ia tidak tahu apakah informasi tersebut bermakna bagi kehidupannya atau tidak. Paulo Freire menyebutnya dengan banking concept of education atau pendidikan gaya bank, dimana guru hanya berperan sebagai penabung yang mendepositokan banyak informasi kepada siswa, tetapi tidak pernah membicarakannya untuk apa informasi itu harus dikuasai siswa. Idealnya, proses belajar mengajar menuntut guru dan siswa untuk bersikap lebih toleran, menjunjung tinggi prinsip kebersamaan dan kebhinekaan serta menganut pola berpikiran inklusif. Dengan demikian guru dan siswa dapat secara bersama-sama belajar menggali kemampuan masing-masing secara optimal.

Pola yang diterapkan bukan lagi sistem pengajaran akan tetapi sistem pembelajaran. Untuk itulah guru dituntut untuk lebih profesional. Rencana pembelajaran dibuat berdasarkan kemampuan dasar untuk dapat digali dan dikembangkan oleh siswa. Tugas guru bukan lagi “menabung”, tetapi peran guru lebih sebagai fasilitator pendidikan. Untuk mendukung semua itu maka filosofi konstruktivisme perlu diketahui oleh guru. Metode pembelajaran discovery dan contextual learning sangat diperlukan. Guru harus lebih sabar, penuh perhatian dan pengertian, mempunyai daya kreatifitas yang tinggi dan dedikasi penuh. Sehingga akan menimbulkan sebuah persahabatan dan rasa kekeluargaan antara guru dengan siswa. Sebab guru mampu berperan tidak saja sebagai orang tua di sekolah akan tetapi guru mampu menjadi sahabat tempat bertanya dan teman diskusi. Namun tetap dalam ikatan yang etis dan dinamis serta tetap menghormati.

Banyak kalangan menilai bahwa reformasi dunia pendidikan Indonesia berjalan sangat lambat, salah satunya disebabkan karena guru, banyak guru yang tidak mau berubah, mereka inginnya sistem dan kurikulum seperti yang sudah-sudah. Padahal guru adalah motor penggerak kemajuan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Sehingga kemampuan dan kemauan guru dalam menyesuaikan sistem pembelajaran adalah sesuatu yang mutlak dilakukan serta dedikasi yang tinggi terhadap kemajuan pendidikan.

Bangsa dan negara ini sangat membutuhkan sosok guru yang sadar betul bahwa tugas dan profesinya sebagai pendidik adalah sebuah panggilan hidup, dengan sikap tersebut maka akan muncul sosok seorang guru yang profesionalitasnya tidak diragukan, punya sikap demokratis, penuh dedikasi dan mampu berfungsi sebagai seorang intelektual. Sebab tantangan pendidikan kita saat ini sangat besar, mutu pendidikan kita sudah sangat rendah baik dari sisi teknologi (iptek) maupun moral-kemanusiaan.
Selain lebih mengoptimalkan peran guru, kebiasaan bongkar pasang kurikulum harus dihentikan. Kecepatan inovasi sangat dihargai. Namun, biarkan sistem yang dibangun tersebut berjalan dan waktu yang akan menentukan. Pergantian kebijakan pendidikan juga harus dihilangkan. Ganti menteri jangan ganti kebijakan. Akhirnya babat alas lagi. Jika demikian halnya, maka jangan salahkan jika guru tidak mau berperan secara optimal.

Guru juga manusia. Butuh waktu untuk belajar dan menyesuaikan diri pula. Bukan sebuah robot yang dapat dijalankan dan dihentikan setiap saat sesuai kemauan si pemilik. Ketika episode babat alas ini tidak segera diakhiri, maka sampai kapan pun pendidikan Indonesia akan biasa-biasa saja. Pembangunan yang berkesinambungan itulah kuncinya. Monitoring dan evaluasi (monev) adalah sesuatu yang harus dilakukan. Diawasi, diamati kemudian dievaluasi apa yang menjadi kekurangannya dan apa kelebihannya. Yang kurang diperbaiki dan yang lebih atau baik dipertahankan dan ditingkatkan. [*]

Tulisan ini dimuat pada Majalah LePas Edisi Juni 2007


selanjutnya...

MURID BENGAL ATAU KREATIF ?

Di sebuah sekolah dasar, suatu saat seorang guru bertanya pada Udin:

Bu Guru : "Hei Udin tolong jawab pertanyaan ibu yaach..., Kalo ada 5 ekor

burung di jendela, kemudian ditembak satu, berapa yang masih

tertinggal??????"

Udin : "Habis dong Bu, kan lainnya pada terbang"

Bu Guru : "Salah, harusnya dijawab masih tinggal 4 ekor, tapi saya seneng

kok cara kamu berpikir....."

Di saat yang lain Udin balik bertanya pada Bu Guru.

Udin : "Bu Guru tolong jawab pertanyaan saya...Kalo ada tiga orang cewek,

masing-masing membawa es krim, cewek pertama makan es krim dengan

menggenggam contongnya, yang kedua dengan menjilati es krim tersebut,

yang ketiga langsung mengulumnya, Manakah diantara cewek itu yang sudah

menikah?"

Bu Guru : "Haaahhhh .....pasti yang makannya dengan mengulum langsung

yaaaa"

Udin : "Salah.....harusnya dijawab yang sudah pake cincin kawin, tapi

saya senang lihat cara berpikir Bu Guru"

selanjutnya...

Bocor lagi, bocor lagi…

Sungguh ironis sekali ujian nasional sekolah yang katanya sudah diupayakan sedemikian rupa agar tidak bocor ternyata masih juga terdapat kebocoran. Berbagai langkah yang diupayakan oleh pihak-pihak yang terkait dengan ujian nasional masih bisa ditembus oleh oknum-oknum yang berkeinginan agar para siswa bisa lulus dengan jalan pintas. Tapi kita juga cukup salut dengan adanya pengawasan ujian nasional independen yang cukup berhasil menemukan kebocoran-kebocoran ujian. Entah kunci jawaban yang ditemukan melalui HP, melalui kertas biasa dan berbagai kebocoran lainnya yang selama ini mungkin dianggab menjadi hal biasa.
Jika ingat kebocoran itu saya jadi ingat masalah kebocoran naskah ujian yang menimpa SMA pada tahun 1999 di Kota Jogjakarta. Saat itu penulis merupakan salah satu siswa yang mengikuti ujian. Sungguh sangat jengkel sekali kita yang tidak tahu apa-apa mengenai kebocoran tiba-tiba saja karena terjadi kebocoran di Kota Gudek tersebut diwajibkan mengikuti ujian ulang karena masalah tersebut. Para siswa yang seharusnya berlega hati sudah selesai ujian tiba-tiba harus belajar keras lagi untuk mengulang mata pelajaran yang katanya bocor.
Belum bisa kita menarik nafas lega kita juga cukup dikagetkan dengan hasil pengumuman nilai ujian. Nilai yang kita dapat sangat rendah sekali, padahal saat mengerjakan soal ujian dulu tidak sesulit itu. Tentunya kita saat itu shok sekali, usaha keras kita ternyata hasilnya jauh sekali dari harapan. Tentu sebagai seorang anak kita juga takut sekali jika nanti kena marah dari orang tua. Belum ketakutan-ketakutan yang lain. Tapi para siswa menjadi tenang setelah mendengar penjelasan dari salah seorang guru yang mengatakan bahwa untuk sekolah yang ada di Kota Jogja nilainya dipotong dua tiap pelajaran yang tidak di ujiankan ulang, sebagai akibat dari adanya kebocoran soal yang ada di Kota Pelajar tersebut. Biarpun demikian sebagai siswa kita juga sangat malu karena ternyata nilai-nilai yang di capai oleh SMA-SMA yang ada di kota Jogja jauh lebih rendah dibanding SMA-SMA yang ada di kabupaten. Padahal biasanya sebaliknya.
Memang patut disayangkan disatu sisi pemerintah bermaksud meningkatkan kualitas standar pendidikan dengan melakukan Ujian Umum Nasional yang benar-benar bersih dari kebocoran. Dan juga menghilangkan sistem pengkatrolan nilai siswa yang mengakibatkan siswa malas belajar semakin malas. Tetapi karena adanya ketakutan mungkin dari siswa atau bahkan mungkin dari guru dan juga orang tua bisa moment ini bisa dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang ingin meloloskan ujian siswa dengan jalan pintas dengan membocorkan soal ujian mungkin disertai jawabannya.
Jika kondisi ini terus menerus dibiarkan kapan Indonesia bisa melakukan perubahan sistem pendidikan yang benar-benar berkualitas. Kapan Indonesia bisa melahirkan warga yang cerdas dan bisa membangun negeri ini? Jika di usia pelajar saja sudah diperkenalkan mendapatkan sesuatu dengan jalan yang pintas tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Lalu bagaimana nantinya jika hal-hal seperti itu terus membudaya ketika seseorang mengelola persoalan terlebih persoalan publik yang namanya negara! Tidak malukah kita pada para pahlawan yang telah mengorbankan harta, jiwa dan raganya untuk mendirikan dan memperetahankan negeri ini!!!

selanjutnya...

Kota Gadis


Madiun Kota "pengekspor" Gadis?
Karena calon istri kerja di Kota Madiun, maka aku sering bertandang ke kota tersebut. Saya cukup heran dengan semboyannya Kota Madiun sebagai Kota Gadis. Apa maksudnya ini. APakah Kota Madiun adalah eksportir Gadis?

Ternyata setelah saya bertanya kesana kemari, dan kesana kesitu serta kesini, maksud Kota Gadis itu singkatan dari Kota Perdagangan dan Industri. Bikin Penasaran aja...
Tapi kreatif juga Pemkot Madiun dalam mempromosikan Kota-nya. Orang dibikin penasaran lalu akan bertanya lebih jauh tentang maksud slogannya. Namun ternyata kecurigaan ku bahwa Kota Madiun adalah peng-ekspor gadis ada benarnya dikit.. Sebab ternyata dari kota ini banyak gadis-gadis yang "diekspor" jadi TKW di luar negeri.



selanjutnya...

Barang Antik

hape antik dari kudus

Pada saat saya terlibat dalam agenda Pekan Raya Jakarta (PRJ) pada tahun 2006 lalu, berkenalanlah saya dengan sesorang laki-laki setengah baya yang berasal dari Kudus. Beliau biasa disapa Pak Anis.



Tak aku sangka, laki-laki sederhana itu ternyata adalah Kepala Biro Pengembangan UKM Kab Kudus. Penampilannya sederhana dan lucu, jadi orang tidak pernah menyangka jika dia seorang pejabat. Saking sederhananya, atau memang barang kenangan, beliau tetap memakai HP Ericson kuno-nya. Dan karena kreatif-nya, baterai HP yang sudah drop dan susah dicari di pasaran, diganti dengan baterai biasa yang bisa di-charge (isi ulang) 1,5 Volt sejumlah 4 buah.

Berikut ini gambar HP Pak Anis yang antik dan tiada duanya tersebut.




selanjutnya...

Kegelisahan Yang Tercecer dari Jambore FW

Menarik ya kesan teman-teman yang berangkat ke jambore Forum Warga (FW) di Makasar. Banyak temuan baru (pelajaran, pengalaman, dan persahabatan) yang didapatkan. Namun ada sedikit kegelisahan di yang tertinggal ketika membaca komentar-komentar dari peserta. Dari kegelisahan itu, memunculkan gagasan untuk bersama-sama evaluasi terhadap gerakan yang dilakukan kita (PATTIRO Raya) selama ini. Agar lebih seimbang, di samping mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan oleh panita Jambore FW.

Saya coba mengingat dari awal (Kalau ada yang salah mohon dikoreksi). Secara kesejarahan FW (Kaukus 17) bermula dari program-program yang didanai Ford Foundation (FF). Kemudian dari situ bertambah dan terus bertambah kepesertaannya. Karena Lembaga yang bergabung tidak hanya berasal dari lembaga yang didanai dari FF saja. Selain itu lembaga yang sejak semula bergabungtidak hanya memiliki satu kamunitas (FW). Setelah itu mulai muncul kaukus 17++. Tentunya dengan semakin bertambahnya anggota yang bergabung, semakin banyak pula permasalahan yang tersampaikan dan semakin banyak pula pengalaman yang terbagi. Berbagi langkah, pengalaman, dan share pemecahan masalah ini kemudian diakomodir dalam Jambore Forum Warga. Sedangkan Jambore FW ini (kalau tidak salah) sudah dilakukan 3 kali. Di Jogja, Surabaya, dan Makasar.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, tentunya ada kesejarahan juga di tubuh PATTIRO Raya. Sejak awal berdiri (tahun 1999) hingga mengerjakan program kerja sama dengan FF ada 9 daerah (Tangerang, Serang, Bandung, Semarang, Pekalongan, Solo, Gresik, Malang, Surabaya), Sementara itu Jakarta sebagai Kendali Program dan Sekolah Rakyat sebagai Pemegang kendali Capacity Building/couching clinic pelaksananya. Dalam perjalanannya Surabaya dan Bandung memutuskan diri untuk berakhir di tengah jalan (sebelum Program dan Masa Jeda habis). Selama program berjalan, ke-9 daerah ini mendampingi masyarakat yang berbeda-beda. Ada yang guru Aliyah, Guru Honorer, Masyarakat Pedesaan di wilayah perkotaan, Becak, Masyarakat sekitar bandara, Buruh, Angkutan Kota, UKM, dll). Sangat menarik dan banyak pengalaman yang dapat dibagi di dalamnya bersama program yang didanai FF tersebut. Masa-masa ini masing-masing daerah (seolah) berlomba untuk mencapai hasil semaksimal mungkin. Sehingga FW yang terbangun juga 'bagus-bagus' dan top.

Pasca kerja sama dengan FF pada tahun 2004 (selama masa jeda/ bridging), agaknya semangat 'berlomba' tersebut pelan-pelan mulai menyusut. Entah disebabkan karena menyusutnya 'sumberdaya' atau karena perencanaan yang kurang matang dalam terminasi program atau karena sebab lain. Kejayaan itu pelan namun pasti pergi satu persatu entah kemana. Masyarakat (FW) yang menemani selama program berjalan itu kemana? Sudah berdaya dan bisa 'ditinggalkan', mungkin. Atau kita yang sudah tidak 'memiliki' program yang terkait sehingga tidak 'tersapa' lagi, atau entah kemana. Mengapa bisa terjadi? (makanya perlu refleksi dan evaluasi agar jelas tindak lanjutnya- kata Widi SR).

Pada Jambore FW di Makasar ini, agaknya forum warga PATTIRO 'lama' hanya tinggal segelintir saja, sisanya adalah orang baru yang (maaf) belum tahu banyak dinamika di jambore-jambore sebelumya. Kalau disandingkan antara forum warganya dan pendampingnya agaknya seimbang, antara forum warga 'lama' dengan yang 'baru' agaknya nggak seimbang. Sekali lagi terlontar pertanyaan, kemanakah forum warga 'lama' yang pernah menjadi kebanggaan itu?

Apakah mungkin kita termasuk dalam tipologi orang-orang yang semangat dengan hal yang baru dan dengan mudah melupakan yang lama? Apakah kita termasuk dalam kategori orang-orang yang tidak peduli dengan sejarah? Apakah kita termasuk dalam kelompok orang-orang yang mudah meninggalkan kawan lama? Apakah yang sebenarnya kita perjuangkan selama ini? Apakah tujuan jangka panjang yang akan kita raih? Apakah kita hanya pekerja atau agen perubahan sosial atau provokator atau pejuang? Dan lain-lain.

Berjubel-jubel pertanyaan memenuhi pikiranku selama ini. Seringkali ketika di awal program yang akan dijalankan, kita sering kali tidak memikirkan cara terminasinya. Sehingga, apa yang kita lakukan seringkali (meminjam kalimatnya KH Yusuf Khudlori-API Tegalrejo Magelang) Meninggalkan masyarakat dalam kondisi kebingungan. Masyarakat kita kenalkan pada satu hal, namun hal yang kita kenalkan tersebut kita tinggalkan ketika masyarakat belum bisa mandiri. Masyarakat kita biarkan dalam kondisi setengah matang. Pasca program, jika tidak kita jaga kontinuitas hubungan dan komunikasinya, maka image yang akan terbangun di masyarakat bahwa kita hanya 'memanfaatkan' masyarakat bisa jadi akan muncul. Dan apakah kondisi itu tidak akan menyusahkan kita kelak? Apa yang bisa kita banggakan? Apa beda kita dengan 'bajing loncat'? Apa beda kita dengan 'benalu'? Apa beda kita dengan 'parasit'? Apa beda kita dengan ini? Apa beda kita dengan itu? Dan lain sebagainya.

Kembali lagi pada evaluasi dan refleksi kita. Sebagai pihak yang ingin masyarakat di negeri ini sejahtera dan terbebas dari kekurangan (baik kekurangan akses, ekonomi, informasi, maupun dan kekurangan-kekurangan yang lain) saya yakin kita bisa sepakat terhadap prinsip sustainable development. Dan dalam rangka itu pulalah, maka kita melakukan tahapan demi tahapan program. Nah, harapan dari tulisan ini adalah adanya pemahaman bersama terhadap apa yang pernah kita lakukan, apa yang sedang kita lakukan, dan apa yang akan kita lakukan. Semoga dari situ akan terbangun jaringan kegiatan/program/keluarga/aktivis yang memiliki visi dan misi yang jelas. Dari jaringan tersebut diharapkan adanya sinergisitas langkah sesuai dengan wilayah dan tatarannya masing-masing. Sehingga keinginan untuk membebaskan masyarakat (dan diri kita juga) dari segala kekurangan dapat tercapai. Amin.

Terakhir, akankah semua yang tertulis di atas bisa kita di bahas dalam FORSILATNAS dan Jambore Forum Warga PATTIRO RAYA?

selanjutnya...

Kesan-Pesan Delegasi PATTIRO ke Jambore Forum Warga, 14-18 April 2008

Suryani Hajar – PATTIRO Jeka

Entah itu tidak efektif atau kata mereka kegiatan ini mubazir tetapi setidaknya ini mampu memberikan nafas baru melanjutkan perjuangan demokrasi yang terseok-seok an setidaknya kegiatan ini mampu membangunkan MEREKA, kalau warga masih ada untuk tetap menyadarkan MEREKA.





Sugiharto - PATTIRO Pekalongan
Ke depan agar jamboree FW yang akbar bias menghasilkan sebuah rekomendasi atau deklarasi FW untuk memperjuangkan hak-hak warga Negara terutama warga miskin di Indonesia.

Agak sedikit kecewa karena jambore FW di Makassar telah menyita waktu , tenaga dan pikiran selama 5 hari tidak menhasilkan sebuah rekomendasi atau deklarasi pernyataan sikap FW dan panitia enggak professional memfasilitasi kegiatan jambore ini.




Edi Dwi Prawoto – FORMAL, Kendal (PATTIRO Sekolah Rakyat)

Aku bisa bertemu dengan saudara2ku se –Indonesia, bisa membagi pengalaman yang harus kita respon untuk wargaku, demi kemajuan. Yang penting PATTIRO tetap eksist.

Kesan : Aku bisa naik pesawat n tau Makassar dan bisa bertemu saudara baru, yang tak bisa kulupakan selamanya. Semoga kita semua di beri kesehatan dan panjang umur, Amiiin!

Tidak lain yang tidak bisa dilupakan yaitu Mbak Adhe karena ketlatahannya yang dimiliki, masih terbayang-bayang diangkasa sana, semoga tidak cepat hilang di bawa awan. Trims.




Subhan - Community Center Sidenre (PATTIRO Jeka)

10 taun reformasi Indonesia, mari kita lahirkan ide-ide kritis pemerintah yang telah di mandatkan oleh rakyat untuk membangun bangsa dab bernegara untuk mencapai masyarakat asil dan makmur.

Pesan : Jambore adalah ajang pertemuan pemerhati ekosob, mari kita berbhineka tunggal ika, berbeda tetapi 1 jua dan sukses, mantap!









Slamet Riyadi – FORLISMA Magelang (PATTIRO Magelang)

Cukup, buat panitia hanya sedikit kurang transparan bajet, masih menonjolkan kelompok, belum optimal merumuskan resume, hasil mengambang. Jangan sampai kaukus 17++ untuk legimitasi kelompok tertentu, dengan mengatasnamakan rakyat.

Kesan Baik, tambah teman, pengalaman, ilmu bajet, tahu , Makassar, terimakasih PATTIRO atas fasilitasnya.







Sardi Ahmad – FKKB Surakarta (PATTIRO Solo)

Jambore ajang taruhan organ local di tingkat nasional. Boleh dikata jamboree tahun ini gagal namun ada keberhasilan bahwa forum warga senantiasa solid dalam mengambil suatu kebijakan fasilitator.

Kedepan PATTIRO harus berani menginisiasi masalah tersebut, FKKB sudah memulai disemua forum warga, tinggal PATTIRO mengambil peluang itu.Menebar senyum, menebar kemuliaan. Kaukus 17++senantiasa berpijak pad PATTIRO Nusantara.

Akhirnya dari cerita jamboree forum warga 08 sebagai sarana temu kangen, wisata kuliner tanpa keputusan tanpa deklarasi tanpa kesempatan forum warga. FKKB mendorong semoga PATTIRO menjadi jembatan aspirasi forum warga yang akan datang.




Patchurrohman – PATTIRO Banten
Kesan : tiada yang paling berkesan dalam setiap even selain ketemu dengan PATTIRO family, bisa curhat, tuker pengalaman, sharing gagasan dan banyak hadis-hadis PATTIRO yang bisa di bawa ke Serang.

Pesan : Panitia ke depan harus lebih professional lagi, baik dalam hal-hal teknis maupun substansi dari input, proses, output, dan hasil harus terukur dengan jelas sehingga peserta di akhir acara ada gagasan dan ide yang bias di rekomendasikan untuk kemajuan bangsa ini.




Muamar- SIKAPP BAJA, Tangerang

Pesan : Jambore perlu dioptimalkan dalam angka pemberdayan masyarakat menuju civil society.

Kesan : Airnya seret, mo mandi susah, tapi pantai Losari memberi sejuta makna yang indah he2x








Marni – Community Center Balantua PATTIRO Jeka

Menambah pengetahuan dan pengalaman. Ajang silaturahmi dan perkenalan antar daerah ( banyak temean). Sedikit paham tentang demokrasi dan reformasi (sekalipun kepalaku pusing tiap kali membahas itu hehhe..)

Pesan : kadernya semakin diaktifkan dan dilibatkan langsung dalam setiap kegiatan agar apa yang diperoleh bermanfaat bagi diri dan ummat.







Lailah – PATTIRO Semarang
Menyenangkan sekali ikut jambore forum warga. Ini merupakan pengalaman berharga, karena disana saya dipertemukan dengan orang-orang hebat di seluruh indonesia dan juga sebagai sarana untuk share pengalaman forum informasi terkait perjuangan forum warga dan para CO untuk mempengaruhi kebijakan.

Satu yg berkesan saat diskusi yang menghadirkan Jokowi, Bupati Gowa, karena ternyata masih ada pemimpin di Indonesia yang berkomitmen memperjuangkan rakyat marginal. Dibarengi denga moment ultah PATTIRO yang membuat jambore sebagai salah satu kenangan terindah yang pernah kumiliki… MARI KITA KAWAL REFORMASI MENUJU DEMOKRASI!!






Yusriani Manurung (adhe)- PATTIRO, Jakarta

Shock, stress, gemes, pengen membenahi! Terkenal --disetiap pojok jamboree ada yg memanggil PATTIRO, ntah siapa saja!-- Meriah dan secara pribadi seneng bisa menceriakan dan mengorganisir banyak orang demi kebersamaan. Menemukan penasehat spiritual yang lain dan kacamata baru -- patah karena lelah yang bersemangat -- hehehe..

Pesan : Dengan banyaknya komen cara memfasilitasi dan fasilitas vs budget yang ada selama jambore, ada baiknya kaukus lebih membagi informasi ke semua jaringan, supaya tidak ada kata-kata : “jangan-jangan….” Perlu reformasi juga kali ya kaukus-nyeee…

Untuk semua delegasi PATTIRO terimakasih atas rasa kebersamaan dan kekeluargaan ini, mohon maaf jikalau ada kata yang terucap, dan tindakan yang terlepas tak menyenangkan hati.



Adi Khisbul Wathon – PATTIRO Malang

Jambore forum warga, sangat berkesan. Asal hasilnya jangan diplotisir atau menguntungkan satu pihak saja dengan mengatas namakan rakyat. Bravo forum warga.













Kr, Adwin Sutte – PATTIRO Jeka















Wawan –FW Pakar, Lebak (PATTIRO Lebak)

Ternyata naik kapal (pesawat, red) masih juga ada gejlugan2 kayak:jalan rusak. Dalam forum yang berkesan bisa mengomentari dan menuntut 10% dari APBN untuk desa. Banyak ketemu tokoh2 nasional, ketemu Direktur PATTIRO, juga saat2 kumpul2 di Losari dan ketemu teman-teman Jeneponto, dll.

Pesan :
Keberpihakan pemerintah pusat harus implementatif di lapangan dengan mengkondisikan aparatur didaerah untuk mendukung program-program yang turun kedesa, maka perlu adanya peran eksekutif lokal yang pro rakyat, serta ketika desentralisasi lebih terfokus kedesa berikan kepercayaan pada masyarakat untuyk bisa menciptakan sesuai dengan harapan.





Zaenal – Community Center Kayulowe Barat PATTIRO Jeka

Zaenal bangga bertemu dengan teman-teman dari berbagi daerah dengan pengalaman yang berbeda.

Pesan : Semoga pertemuan ini merupakan awal perjuangan menuju perubahan yang lebih baik. ok!





selanjutnya...

perempuan

ketika kecil ku sangat senang sekali menjadi perempuan. kemana-mana bisa pakai rok yang indah, jalan kesana kemari dengan enaknya. tiada kusangka kenyamanan itu hanya sebentar. begitu usia SMP sudah banyak aturan sosial yang mau tak mau juga membatasi gerak dan aktifitasku. ku sih enjoy aja karena ku memang masih hidup dalam suatu tempat yang memang aturannya memang seperti itu. dan itu merupakan sebuah konsekuensi yang harus kujalani.

tapi begitu menginjak kuliah tinggal dikos yang masih punya aturan ketat perempuan tidak boleh pulang malam dan sebagainya ternyata menyebalkan. akhirnya...ku lebih sering tidur dikampus sendirian karena banyak ngerjain tugas organisasi hingga ga bisa pulang ke kos. sampai akhirnya ku memilih pulang pagi dari pada pulang malam dianggap tabu. lebih parah lagi kupernah digruduk polisi gara-gara ndekor dan tidur di sekretariat. yah...macam-macam tuduhan yang disebarkan tetangga. oh my god...!!! untunglah banyak seniorku yang membela.

itu baru contoh kecil kesusahan menjadi perempuan. bukannya ku menolak jadi perempuan yaa...! yang perlu kita sadari bahwa dunia perempuan meski RA Kartini sudah mendengungkan perempuan untuk bisa maju sejak dulu. tetapi yang namanya hambatan entah dari lelaki atau perempuan sendiri itu masih sangat banyak dilapangan.

selanjutnya...

Pendapat Sardi Ahmad dalam Jambore


"Jambore ajang organ lokal ditingkat nasional. Boleh dikata Jambore tahun ini gagal. Namun ada keberhasilan bahwa forum warga senantiasa solid dalam mengambil suatu kebijakan fasilitator. Ke depan Pattiro harus berani menginisiasi masalah tersebut. FKKB (Forum Komunikasi Keluarga Becak -red) Kota Surakarta sudah memulai di semua forum warga, tinggal Pattiro mengambil peluang itu. Menebar senyum, menebar kemuliaan. Kaukus 17++ senantiasa berpijak pada PATTIRO Nusantara. Akhir dari cerita Jambore Forum Warga 08 sebagai sarana temu kangen, wisata kuliner tanpa keputusan, tanpa deklarasi, tanpa kesepakatan forum warga. FKKB mendorong semoga PATTIRO menjadi jembatan aspirasi forum warga yang akan datang." Sardi Ahmad (Koordinator FKKB Kota Surakarta)

selanjutnya...

gOS -analogi pipis-

Kemarin, aku baru sempat membaca InfoLinux Edisi April 2008. Sebetulnya majalah itu sudah terbeli sejak awal bulan, tapi karena kesibukan dan kemalasan yang “ndilalah” sangat luar biasa, aku sama sekali belum sempat menyentuhnya sama sekali. Jadi, waktu aku membaca InfoLinux-nya sudah cukup lecek karena sudah didahului Diki. Hanya saja, dia tidak berani mencoba-coba sesuatu yang ada di 3 keping CD/DVD bonus-nya. Aku yang selalu menyediakan tempat kosong sebesar 11GB di harddisk yang siap dikorbankan untuk mencoba sesuatu yang baru yang didapat dari InfoLinux, segera mencoba satu per satu...

We.e.e.e.e.e... Mbah Darmo.... Mister X... We.e.e.e.e.e.e...


Ketemulah aku dengan gOS, distro Linux anyar keturunan Ubuntu yang sangat Green banget. Aku, seorang blogger anyaran yang suka pakai blogspot tentu saja senang. (karena ada logo B di menu-nya) Ditambah lagi desktop Enlightenment-nya yang mirip-mirip MacOS menimbulkan perasaan berbeda. Itulah Linux. Tak lepas dari kelebihan dan kekurangan, selalu saja ada perasaan yang berbeda-beda saat menggunakan setiap macam distro-nya. Kalau pakai “jendela”, perasaan selalu biasa-biasa saja. Yang jelas, perasaan berbeda itu berikut perasaan tenang karena.. ya opensource itu, jadi bebas dicopy dan digunakan semaunya tanpa khawatir melanggar HAKI.

Tentang kelebihan dan kekurangan, ada cerita menarik sewaktu membeli InfoLinux di kios buku di lantai dasar SGM (Solo Grand Mall):

“Mbak, mau beli InfoLinux ada nggak?” tanyaku menyentak.
Si mbak yang cantik langsing nan seksi yang kupingnya tersumpal headset terkejut, rupanya dia sedang asyik mendengarkan musik dari HP-nya.
“Apa mas?”
“InfoLinux!”
“Oh.. ada!, Uh.. mas-e ini, bikin kaget aja”, rajuk si mbak sambil cengengesan agak genit. Mungkin berharap aku benar-benar beli majalah, tidak sekedar bertanya (dalam hati aku senang karena umur hampir empat puluh, anak sudah tiga tapi masih dipanggil 'mas').
“Berapa harganya mbak?”
“Emmh... empat puluh lima mas”
“Mahal banget!”
“Bonus CD-nya ada tiga lho mas”
“Oh ya?”
“Ya iya lah, masa ya iya dong”
“Hehehe...”
Aku ketawa sambil cengar-cengir sok pinter.
“Ya udah, beli itu saja”, kataku sambil mengulurkan lembaran limapuluh ribuan.
Sambil mengangsurkan majalah dan kembalian, mbak-e berkomentar, “Mas kok suka Linux sih? Kan susah pakainya”.
Aku menahan diri untuk tidak menggaruk kepala, sebaliknya membusungkan dada, menyombongkan diri seolah pakar komputer yang paling jagoan. Sambil melirik paha seksi mbak-e yang terbalut blue jeans biru (eh.. sudah blue masih pakai biru), aku bertanya pada si mbak-e.
“Ummph... mbak suka pakai celana jeans atau pakai rok?”
Sebelum mbak-e menjawab, buru-buru aku lanjutkan.
“Yang biasa pakai rok, kalau pakai jeans akan mengeluh susah kalau mau pipis, yang biasa pakai jeans kalau pakai rok tentunya merasa nggak bebas kalau mau mencak-mencak”.
“Iya ya!” mbak-e seksi itu membenarkan.
Sambil sesekali melirak-lirik sekujur tubuh seksi mbak-e aku membalas;
“Ya iya lah, masa ya iya dong...”
Dan selanjutnya kami tertawa bersama.
Sambil berpamitan dan melempar senyum saat mbak-e mengucapkan terimakasih, aku berkata dalam hati, “Pakai jeans tapi gampang pipis juga bisa kok, pakai rok pun pengin bebas mencak-mencak juga bisa!”...

selanjutnya...

Dari Losari Beach (was) ultah PATTIRO, 17 April 2008

Seperti janji saya untuk berbagi cerita tentang perayaan ulang tahun PATTIRO di Makassar. berikut saya bagi... baca yang teliti ya hehehe... lengkap dengan foto2-nya.

Habis magrib, 17 April 2008, kami (15 delegasi Pattiro, Ma’Galatung (Maga) : Ketua Klinik Usaha Turatea, Jeneponto/Kepala Desa Bonto Ujung - Jeneponto, Bata : Pegiat Sanres Papua, dan 3 orang dari PUPUK Surabaya (Haris dkk), berangkat dari Asrama Haji Sudiang ke Makassar menggunakan 2 buah angkot yang kami rental @ Rp. 150.000,- sebagai alat transportasi. Patchur sebagai Korlap.

Perjalanan memakan waktu kira-kira 1 jam, tujuan pertama adalah membeli oleh-oleh di Jl. Somba Opu. Semua peserta diberi waktu 1 jam untuk membeli pernak-pernik yang ingin dihadiahkan bagi keluarga dan teman. Bahagia sekali hati-ku melihat teman-teman sibuk membeli oleh-oleh. Jadi ingat pertama kali ke Makassar, aku menghabiskan uang Rp. 500.000,- lebih untuk oleh-oleh,seakan semua ingin aku beli dan bagikan ke keluarga namun kali ini hanya menghabiskan Rp. 45.000,- saja. Kacang disco, cukuplah hehehehe…


1 jam berlalu, Patchur sebagai Korlap, bertugas mengabsen semua peserta agar kembali dan masuk mobil lagi, lalu menuju sebuah Resto sederhana di depan Benteng Fort Rotterdam. Ehya, teman-teman dari PUPUK Surabaya, tidak ikut serta ke Resto, karena ingin makan durian Makassar. So, berpisahlah kita…

Resto Sari Laut , Maga dan Sutte sangat membantuku dalam penentuan tempat dan penyediaan mobil, thengkyu guys, two thumps up!…. Semua peserta duduk dan menunggu makanan, demikian juga dengan 2 orang sopir angkot dan 1 kenek angkot rental-an kami. Sambil menunggu makanan, Bata si Papua man dengan semangat mensyuting testimony kami : apa harapan kita pada ulang tahun PATTIRO KE – 9. Video ada di kamera PATTIRO Jeka. Jadi Sutte ada tugas untuk mengirimkannya dalam bentuk CD J atau upload di sini.

Makanan tersedia, makanlah kami dengan lahap dan memutuskan berdoa setelah makan saja, karena udah laper beratttttt…. Hehehe…. Sambil makan, serombongan pengamen – yang konon adalah anak-anak asuh Maga—bernyanyi menghibur. Juga menyanyikan lagu ulang tahun dan doa untuk kemakmuran dan kebahagian bagi kita PATTIRO’S. Menu : Nasi Putih, Ikan bakar, Ayam bakar, Lalapan dan Jus buah2an.


Celebration selesai, sebelum pulang ke asrama haji Sudiang kami mampir sejenak di Pantai Losari. Sekedar berfoto dan menikmati udara laut. Capek bahagia … ngantuk, pulanglah kami. Kira-kira pukul 24.00 wita,kami sudah berada kembali di asrama haji Sudiang.


Demikian dituliskan, jikalau ada yang ingin menambahkan dan mengoreksi jika aku terlewat, juga menuliskan kesan-kesan lain dipersilahkan…..[]


***
Ohya, Selain Joko yg berulang tahun sama dengan PATTIRO, adalah juga...







Mas Edi Dwi P (50 thn), dari PATTIRO SEKOLAH RAKYAT..... (gak kuat juga SR ini gak pake kata PATTIRO hehehehe...)




selanjutnya...

woro-woro kawinan

Berdasarkan informasi yang masuk ke Pattiro Solo 17/04/2008, telah diterima sepucuk undangan pernikahan atas nama denayu Afrik Febiantanti dengan denmas Rohhmad Munawir. Sebagaimana diketahui, denmas Rohkmad Munawir alias Bang Ciwir bukan bang napi itu adalah Pegiat Pattiro Magelang/program PBET, (weleh...weleh... saking cintanya pada program PBET sampai-sampai cari istri pun yang ada nama "tanti"-nya --opo hubungane yo?).

Ini undangannya:
klik pada gambar untuk lebih jelas

Mohon kepada ibu Direktur untuk segera menyiapkan "magic-com", kalau tidak ada kulkas juga tidak apa-apa.



Photobucket

ini calon pengantin yang sangat ndembik, klik pada gambar untuk mengenal lebih dekat Bang Ciwir

selanjutnya...

Kosakata Baru Khas Magelang

"ndembig" sebuah kata pujian sekaligus umpatan

Ada kosakata baru yang masih belum akrab ditelinga kita. Kata tersebut adalah kata "ndembig".Ada yang sudah pernah dengar? Atau udah sering memakainya? Inilah Larah-larahe alias asal usul alias asbabun nuzul-nya.



Kosakata yang digunakan untuk mengumpat sekaligus memuji sesuatu maupun seseorang. Adalah Ahmad Muhibin yang sapaan resminya IBIN, namun lebih sering dipanggil CLUDUT atau MUHCLU, yang pertama kali melontarkan kata-kata ini. Ungkapan yang dilakukan berulang-ulang dimulai sejak 2006 lalu adalah dia keluarkan pada saat mengatakan sesuatu yang menarik, cantik, dan aduhai serta tidak lupa juga diungkapkan ketika sedang mengumpat seseorang.

"Wah ceweknya ndembig-ndembig", katanya ketika melihat anak-anak ABG berseragam putih abu-abu yang PKL di BAPPEDA yang cakep dan cantik-cantik.
Ketika dia diledek sama temen-temen maka dia bilang, "dasar cah ndembig"!!! Begitu ungkapnya

Awalnya, temen-temen bingung dengan kata-kata aneh tersebut. Namun ketika selalu diucapkan dan selalu didengar maka menjadi sebuah kata yang lazim di kalangan temen-temen PATTIRO Magelang. Kami mencoba memaknai dan mengira-ira artinya. Akhirnya, disimpulkan bahwa jika Ibin sedang senang karena melihat sesuatu yang menyenangkan akan bilang ndembig, ketika sedang susah dan terpojok mengungkapkan kata ndembig juga, maka kesimpulannya adalah bahwa NDEMBIG adalah ungkapan untuk memuji sekaligus mengumpat ala Ibin.

Maka selanjutnya kata NDEMBIG menjadi kosakata baru di Magelang. Itulah larah-larahe kata NDEMBIG.

selanjutnya...

Ultah Pattiro...

Ulang Tahun Pattiro ke-9 yang diperkirakan SERU, ternyata penuh khidmat... Tinggal sedikit wajah-wajah cengengesan yang terlihat... Mungkin karena sudah mulai "nyadar" kl umur bertambah tua. Ada banyak fotonya lho!..


















selanjutnya...