Mohon maaf, kelanjoetan posting daripada ini BLOG dilanjoetken ke:

http://pattiro.net/blog/

digaboengken dengan daripada kita poenya Perpustakaan Pattiro

Silahkan berkoenjoeng!
untuk registrasi kontributor silahkan hoeboengi andymse@gmail.com
Terimakasih...

Kegelisahan Yang Tercecer dari Jambore FW

Menarik ya kesan teman-teman yang berangkat ke jambore Forum Warga (FW) di Makasar. Banyak temuan baru (pelajaran, pengalaman, dan persahabatan) yang didapatkan. Namun ada sedikit kegelisahan di yang tertinggal ketika membaca komentar-komentar dari peserta. Dari kegelisahan itu, memunculkan gagasan untuk bersama-sama evaluasi terhadap gerakan yang dilakukan kita (PATTIRO Raya) selama ini. Agar lebih seimbang, di samping mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan oleh panita Jambore FW.

Saya coba mengingat dari awal (Kalau ada yang salah mohon dikoreksi). Secara kesejarahan FW (Kaukus 17) bermula dari program-program yang didanai Ford Foundation (FF). Kemudian dari situ bertambah dan terus bertambah kepesertaannya. Karena Lembaga yang bergabung tidak hanya berasal dari lembaga yang didanai dari FF saja. Selain itu lembaga yang sejak semula bergabungtidak hanya memiliki satu kamunitas (FW). Setelah itu mulai muncul kaukus 17++. Tentunya dengan semakin bertambahnya anggota yang bergabung, semakin banyak pula permasalahan yang tersampaikan dan semakin banyak pula pengalaman yang terbagi. Berbagi langkah, pengalaman, dan share pemecahan masalah ini kemudian diakomodir dalam Jambore Forum Warga. Sedangkan Jambore FW ini (kalau tidak salah) sudah dilakukan 3 kali. Di Jogja, Surabaya, dan Makasar.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, tentunya ada kesejarahan juga di tubuh PATTIRO Raya. Sejak awal berdiri (tahun 1999) hingga mengerjakan program kerja sama dengan FF ada 9 daerah (Tangerang, Serang, Bandung, Semarang, Pekalongan, Solo, Gresik, Malang, Surabaya), Sementara itu Jakarta sebagai Kendali Program dan Sekolah Rakyat sebagai Pemegang kendali Capacity Building/couching clinic pelaksananya. Dalam perjalanannya Surabaya dan Bandung memutuskan diri untuk berakhir di tengah jalan (sebelum Program dan Masa Jeda habis). Selama program berjalan, ke-9 daerah ini mendampingi masyarakat yang berbeda-beda. Ada yang guru Aliyah, Guru Honorer, Masyarakat Pedesaan di wilayah perkotaan, Becak, Masyarakat sekitar bandara, Buruh, Angkutan Kota, UKM, dll). Sangat menarik dan banyak pengalaman yang dapat dibagi di dalamnya bersama program yang didanai FF tersebut. Masa-masa ini masing-masing daerah (seolah) berlomba untuk mencapai hasil semaksimal mungkin. Sehingga FW yang terbangun juga 'bagus-bagus' dan top.

Pasca kerja sama dengan FF pada tahun 2004 (selama masa jeda/ bridging), agaknya semangat 'berlomba' tersebut pelan-pelan mulai menyusut. Entah disebabkan karena menyusutnya 'sumberdaya' atau karena perencanaan yang kurang matang dalam terminasi program atau karena sebab lain. Kejayaan itu pelan namun pasti pergi satu persatu entah kemana. Masyarakat (FW) yang menemani selama program berjalan itu kemana? Sudah berdaya dan bisa 'ditinggalkan', mungkin. Atau kita yang sudah tidak 'memiliki' program yang terkait sehingga tidak 'tersapa' lagi, atau entah kemana. Mengapa bisa terjadi? (makanya perlu refleksi dan evaluasi agar jelas tindak lanjutnya- kata Widi SR).

Pada Jambore FW di Makasar ini, agaknya forum warga PATTIRO 'lama' hanya tinggal segelintir saja, sisanya adalah orang baru yang (maaf) belum tahu banyak dinamika di jambore-jambore sebelumya. Kalau disandingkan antara forum warganya dan pendampingnya agaknya seimbang, antara forum warga 'lama' dengan yang 'baru' agaknya nggak seimbang. Sekali lagi terlontar pertanyaan, kemanakah forum warga 'lama' yang pernah menjadi kebanggaan itu?

Apakah mungkin kita termasuk dalam tipologi orang-orang yang semangat dengan hal yang baru dan dengan mudah melupakan yang lama? Apakah kita termasuk dalam kategori orang-orang yang tidak peduli dengan sejarah? Apakah kita termasuk dalam kelompok orang-orang yang mudah meninggalkan kawan lama? Apakah yang sebenarnya kita perjuangkan selama ini? Apakah tujuan jangka panjang yang akan kita raih? Apakah kita hanya pekerja atau agen perubahan sosial atau provokator atau pejuang? Dan lain-lain.

Berjubel-jubel pertanyaan memenuhi pikiranku selama ini. Seringkali ketika di awal program yang akan dijalankan, kita sering kali tidak memikirkan cara terminasinya. Sehingga, apa yang kita lakukan seringkali (meminjam kalimatnya KH Yusuf Khudlori-API Tegalrejo Magelang) Meninggalkan masyarakat dalam kondisi kebingungan. Masyarakat kita kenalkan pada satu hal, namun hal yang kita kenalkan tersebut kita tinggalkan ketika masyarakat belum bisa mandiri. Masyarakat kita biarkan dalam kondisi setengah matang. Pasca program, jika tidak kita jaga kontinuitas hubungan dan komunikasinya, maka image yang akan terbangun di masyarakat bahwa kita hanya 'memanfaatkan' masyarakat bisa jadi akan muncul. Dan apakah kondisi itu tidak akan menyusahkan kita kelak? Apa yang bisa kita banggakan? Apa beda kita dengan 'bajing loncat'? Apa beda kita dengan 'benalu'? Apa beda kita dengan 'parasit'? Apa beda kita dengan ini? Apa beda kita dengan itu? Dan lain sebagainya.

Kembali lagi pada evaluasi dan refleksi kita. Sebagai pihak yang ingin masyarakat di negeri ini sejahtera dan terbebas dari kekurangan (baik kekurangan akses, ekonomi, informasi, maupun dan kekurangan-kekurangan yang lain) saya yakin kita bisa sepakat terhadap prinsip sustainable development. Dan dalam rangka itu pulalah, maka kita melakukan tahapan demi tahapan program. Nah, harapan dari tulisan ini adalah adanya pemahaman bersama terhadap apa yang pernah kita lakukan, apa yang sedang kita lakukan, dan apa yang akan kita lakukan. Semoga dari situ akan terbangun jaringan kegiatan/program/keluarga/aktivis yang memiliki visi dan misi yang jelas. Dari jaringan tersebut diharapkan adanya sinergisitas langkah sesuai dengan wilayah dan tatarannya masing-masing. Sehingga keinginan untuk membebaskan masyarakat (dan diri kita juga) dari segala kekurangan dapat tercapai. Amin.

Terakhir, akankah semua yang tertulis di atas bisa kita di bahas dalam FORSILATNAS dan Jambore Forum Warga PATTIRO RAYA?

0 komentar: